Sakit Maag merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering membawa seseorang untuk datang kedokter mencari pertolongan medis. Sakit Maag yang membawa pasien datang kedokter kadang kala memiliki interpretasi yang berbeda-beda. Tetapi secara umum jika seseorang merasakan sakit pada daerah ulu hatinya maka mereka biasanya langsung menyebutkan bahwa dia menderita sakit Maag. Jika diteliti dari arti katanya sendiri Maag sendiri berasal dari bahasa Belanda artinya Lambung, maka orang yang mempunyai masalah dengan lambungnya akan merasakan bahwa dia mengalami sakit Maag. Secara medis istilah yang sering digunakan untuk sakit Maag ini adalah Dispepsia. Secara definisi Dispepsia sendiri adalah rasa nyeri atau tidak nyaman disekitar ulu hati. Pasien dengan Dispepsia atau Sakit Maag ini juga biasanya datang dengan keluhan lain seperti rasa mual bahkan sampai muntah. Selain itu bisa juga timbul keluhan-keluhan lain seperti kembung cepat kenyang, nafsu makan yang berkurang, sering sendawa. Survey yang dilakukan pada masyarakat Jakarta tahun lalu yang melibatkan 1645 responden mendapatkan bahwa pasien dengan masalah sakit maag ini mencapai angka 60 %. Artinya masalah sakit maag ini memang ada di masyarakat dan tentunya harus menjadi perhatian kita semua.
Sindroma Dispepsia
Kumpulan gejala nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati, mual, muntah, rasa cepat kenyang, rasa penuh di lambung, kembung, atau sendawa.
Ditemukan pada:
- Gastritis (radang lambung)
- Tukak Peptik
Gastritis ( radang lambung )
peradangan pada mukosa lambung.
Ada 2 macam gastritis :
Akut
Kronis
Gangguan keseimbangan asam lambung merupakan dasar penting terjadinya gastritis. Gastritis dapat timbul tanpa diketahui penyebabnya.
Faktor pencetus :
- Makanan yang merangsang lambung
- Merokok
- Minum alkohol
- Kondisi stress
- Konsumsi obat-obatan dalam jangka waktu lama
- Makan tidak teratur
Pengobatan:
- Menetralkan asam lambung di dalam lambung
- Mengurangi produksi asam lambung
- Memperkuat pertahanan mukosa lambung
Tukak Peptik
Kerusakan/hilangnya jaringan mukosa, submukosa sampai lapisan otot
Meliputi :
Tukak Lambung : Tukak pada lambung
->Asam lambung normal / Asam lambung rendah
Tukak 12 Jari : Tukak pada usus 12 jari
->Asam lambung tinggi
Gejala :
Rasa nyeri yang tajam, perih, ~ terbakar di ulu hati
-> dapat ditunjuk dengan 1 jari
Sebab : rangsangan asam lambung
Muntah darah (hematemesis)
Buang air berdarah (melena)
Perjalanan penyakit tukak peptik
Pada orang sehat terdapat suatu keseimbangan atara 2 faktor :
- Faktor perusak (agresif)
- Faktor pertahanan ( defensif )
Faktor perusak :
Dapat merupakan faktor dari dalam dan dari luar lambung
Faktor pertahanan :
Terdiri dari lapisan mukosa lambung dan zat kimia dalam lambung.
Bila terjadi gangguan keseimbangan antara faktor perusak dan pertahanan, maka akan terjadi gangguan pada selaput lendir lambung dan usus 12 jari.
Keadaan tidak seimbang dapat berupa :
Jumlah asam lebih banyak, sedangkan pertahanan mukosa dalam keadaan normal
Jumlah asam normal, tetapi pertahanan mukosa menurun
Kombinasi antara peningkatan jumlah asam dengan penurunan pertahanan mukosa
Pembagian sakit maag
Secara garis besar sakit maag ini dibagi 2 :
penyakit maag yang organik
penyakit maag fungsional
Pembagian ini dilakukan tentunya setelah melalui pemeriksaan terutama pemeriksaan endoskopi atau teropong saluran cerna dalam hal ini tentunya teropong saluran cerna atas. Dispespsia fungsional ditetapkan jika dengan pemeriksaan baik secara endoskopi, pemeriksaan ultrasonografi dan pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan penyebab lain dari sakit maag tersebut.
Definisi Dispepsia atau sakit maag fungsional mutakhir yang dipublikasi tahun lalu oleh pakar dunia dibidang penyakit lambung menyatakan orang yang mempunyai masalah dengan maagnya berupa nyeri atau rasa panas di daerah ulu hati, rasa penuh atau tidak nyaman setelah makan dan rasa cepat kenyang yang telah berlangsung minimal selama 3 bulan dalam rentang waktu selama 6 bulan. Dari definisi ini jelas bahwa tentunya orang mempunyai sakit maag yang fungsional jika merasakan keluhan pada lambung sudah berlangsung lama.
Dispepsia fungsional ini memang sangat berhubungan erat dengan fator psikis. Berbagai penelitian memang telah membuktikan hubungan antara faktor fungsional dengan faktor stress yang dialami seseorang terutama faktor kecemasan (ansietas). Penelitian yang kami lakukan dan penelitian di luar negeri menunjukkan bahwa kejadian sakit maag yang fungsional ini lebih besar dari sakit maag yang organik yaitu mencapai 70-80 % kasus sakit maag. Tetapi tentunya, adanya kekerapan yang lebih besar dari sakit maag karena fungsional bukan kita selalu beranggapan kalau kita mempunyai masalah dengan maag kita selalu berhubungan dengan masalah stress. Karena tetap harus dipikirkan kemungkinan penyebab organik pada sakit maag tersebut.
Penyakit maag organic ditetapkan jika dalam pemeriksaan endoskopi ditemukan kelainan – kelainan pada organ lambungnya sendiri. Berbagai penyakit saluran cerna atas yang dapat ditemukan pada saat dilakukan pemeriksaan endoskopi atas adalah luka pada kerongkongan, tukak pada lambung dan atau usus dua belas jari. Selain itu adanya polip atau tumor ganas pada pemeriksaan endoskopi pasien dengan keluhan sakit maag tersebut juga merupakan sakit maag yang organik. Walaupun secara statistik adanya tumor pada saluran cerna bagian atas kemungkinannya kurang dari 1 %, kita harus tetap mewaspadai adanya kemungkinan kanker lambung pada pasien dengan keluhan sakit maag tersebut.
Beberapa penyakit lain yang juga berhubungan dengan saluran pencernaan kita yang dikatagorikan sakit maag, antara lain : Gastrooesophageal reflux disease (GORD).Gastroparesis dan Gastroparesis diabeticorum.
Gastroparesis
Gastroparesis di definisikan sebagai ketidakmampuan lambung untuk mengosongkan ruangan. Hal ini terjadi dimana makanan yang berbentuk benda padat tetap tertahan di perut/lambung. Banyak yang dapat menyebabkan gastroparesis, termasuk diantaranya penyakit yang tidak diketahui sebabnya, tapi penyebab yang paling umum adalah diabetes mellitus. Pada beberapa pasien dengan gastropareis, hanya cairan dan partikel berukuran lebih kecil dari 2mm yang bisa disalurkan atau dikeluarkan dari lambung, ini merupakan salah satu perkembangan penting untuk pengembangan obat bagi penyakit ini.
Gastroparesis diabeticorum
Pergerakan lambung yang tidak normal terjadi pada 60% pasien pengidap diabetes mellitus. Proses kosongnya lambung, dikontrol melalui saraf vagus. Pada pasien pengidap penyakit ini, pergerakan yang abnormal tersebut sangat nyata terlihat. Pylorospasm (tertahannya aliran pada lubang antara usus dan lambung) mungkin dapat terjadi dan mengakibatkan tertahannya pergerakan alur keluar dari lambung. Pengosongan cairan perut mungkin saja normal, tetapi pengosongan benda keras atau solid seringkali terlambat.
Disamping gejala tidak lancarnya aliran darah seperti rasa sakit yang ditimbulkan pada bagian atas perut, mual, perut terasa penuh, muntah-muntah setelah makan dan merasa cepat kenyang karena mual, konsentrasi perputaran glukosa dalam darah dapat terganggu dan saat tekanan gula darah meninggi dan mengganggu pengosongan perut, ada kemungkinan hal ini mempercepat menumpukan keton dalam darah sehingga zat asam dalam darah meninggi dan menyebabkan diabetes.
Penyebab terjadinya gangguan motorik lubang yang berada pada usus dan lambung tersebut (pathophysiology) masih belum ditemukan. Tingginya gula dalam darah (hyperglycaemia) dapat menyebabkan tertundanya pengosongan lambung. Gerakan terkonsentrasi plasma pernah dilaporkan pada pasien gastroparesis. Akan tetapi, ini mungkin proses tambahan, karena pengobatan dengan prokinetik dapat menyebabkan turunnya konsentrasi gerakan plasma.
Methods untuk mengkonfirmasi diagnosa keluar dari luka struktural seperti bisul atau penyempitan organ tersebut, para dokter biasanya menggunakan oesophago-gastroduodenoscopy (sejenis endoskopi untuk mengecek bagian pencernaan manusia), dilanjutkan dengan teknik untuk membantu pengosongan lambung. Sebagai tambahan, electrogastrography (EGG) mungkin digunakan untuk mematikan perubahan aktivitas gerakan motor lambung seperti tachygastria, yang biasa timbul pada penderita diabetes yang disebabkan oleh tidak mampunya lambung untuk mengosongkan ruangan (gastroparesis).
Tes yang digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosa dan membantu terapi penyembuhan penyakit ini termasuk diantaranya radiolabelled scintigraphy, 13C-acetate dan octanoate breath tes.
Pengobatan gastroparesis
Pengobatan baik untuk diabetes dan idiopathic gastroparesis (luka lambung yang disebabkan gastroparesis), kontrol glycaemic sangat penting sama pentingnya dengan menurunkan konsentrasi gula darah yang mungkin dapat mempercepat pengosongan lambung.
Agents Prokinetic adalah obat yang biasa digunakan untuk meningkatkan aktivitas gerakan lambung. Obat yang mengandung Metoclopramide (10 mg 30 menit sebelum makan dan saat hendak tidur) dan domperidone (10-20 mg empat kali sehari) mampu meningkatkan gerakan lambung dan mempercepat pengosongan lambung. Hal ini mungkin terjadi jika dikombinasikan dengan relaksasi pyloric dan gerakan peristaltik usus halus. Akan tetapi manfaat obat-obat ini biasanya hilang dalam waktu 6 minggu, walaupun pada beberapa pasien.
Masih banyak obat-obat jenis lain yang biasa digunakan untuk mengobati penyakit ini, antara lain obat yang mengandung Cisapride, antibiotic erythromycin, dan lain-lain sering digunakan untuk mengobati pasien diabetic gastroparesis. Para peneliti juga menemukan obat jenis baru yaitu obat yang mengandung Tegaserod, untuk mengobati penyakit ini. Akan tetapi obat tersebut masih belum beredar dan masih dalam tahap uji coba.
Sayangnya semua terapi medis untuk gastroparesis tidak memperlihatkan efek yang cukup baik dalam jangka panjang. Akan tetapi pengobatan jangka panjang telah di coba untuk memperbaki aktivitas myoelectric pada lambung. Saat ini, penggunaan stimulasi listrik untuk lambung juga diujicobakan untuk mengobati penyakit ini.
Uji coba tersebut diharapkan mampu meningkatkan aktivitas motorik pada perut manusia. Hal ini pernah dilaporkan pada sebuah ujicoba tahun 1985,'Waterfall et al'. Pada uji coba tersebut diperlihatkan kemungkinan untuk melatih dan membangun otot halus pada lambung dalam tubuh manusia. Ini bisa terjadi jika menggunakan energi yang cukup. Sementara itu Familoni et al, digunakan untuk meningkkan pengosongan lambung paling tidak sampai 1 tahun pada wanita pengidap diabetic gastroparesis dengan menggunakan alat stimulasi lambung listrik.
Kesimpulannya, banyak tes dalam penelitian fungsi dari sistem pencernaan tetap harus melihat aspek lain dalam sistem pencernaan tersebut, terutama sistem 'delivery'nya. Intragastric dan oesophageal pH-metry, serta analisa cairan lambung juga dilakukan untuk membantu terapi penyakit yang berhubungan dengan meningkatnya produksi asam lambung sehingga naik ke atas atau gastrooesophageal reflux disease. Penelitian tambahan pada penyakit yang berhubungan dengan pengosongan lambung, mungkin berguna tidak hanya dalam pengembangan obat-obatan untuk mengobati gastroparesis, tetapi juga dokumen pengaruh kekuatan lambung pada obat-obatan.
0 comments:
Posting Komentar