Mungkin anda pernah mendengar pengeboran lepas pantai. saya akan mencoba untuk menjelaskan apa itu.
Sistem peralatan pemboran lepas pantai pada prinsipnya adalah merupakan
perkembangan dari sistem peralatan pemboran di darat, maka metoda operasi lepas
pantai membutuhkan teknologi yang baru dan biaya operasi yang mahal, karena
kondisi lingkungan laut sama sekali berbeda dengan kondisi lingkungan darat,
dimana mungkin dalam air laut, semakin berat juga kondisi lingkungan laut
tersebut untuk melaksanakan operasi pemboran lepas pantai.
Peralatan mutlak yang harus ada dalam operasi pemboran lepas pantai
adalah sebuah struktur anjungan (platform) sebagai tempat untuk meletakkan
peralatan pemboran. Peralatan-peralatan lain sama dengan pada pemboran di darat
hanya saja karena lebih sempitnya area maka peralatan dibuat seefektif mungkin,
seperti jumlah prime mover yang lebih sedikit tetapi mempunyai kapasitas kerja
sebanding.
Kondisi lingkungan laut berpengaruh terhadap pemilihan jenis platform.
Jenis platform secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu :
1.
Fixed Platform
- Platform Tiang Pancang
- Gravity Platform
- Guyed Wire Platform/Spars
- Tension Leg Platform
2.
Mobile Platform
a.
Bottom supported platform
-
Drilling barge
-
Submersible Platform
-
Jack-up
b.
Floating platform
-
Semi submersible
- Drill ship
1.1.1. Fixed platform
Fixed platform merupakan daratan buatan. Rig berada di platform sampai
operasi pemboran selesai. Semua keperluan peralatan dan material berada di
platform. Fixed platform ini cukup stabil dan tidak terpengaruh cuaca.
Platform ini banyak digunakan untuk operasi pemboran pada laut dangkal.
Tetapi sekarang telah dikembangkan untuk
laut dalam. Operasi pemboran pelaksanaannya seperti didarat, hanya lokasi yang
tersedia sangat terbatas. Penyelesaian sumur dengan conventional wellhead dan
x-mastree pada platform.
1.1.2. Bottom supported platform
1.1.2.1. Drilling barge
Drilling barge
dioperasikan untuk pemboran di daerah rawa atau laut yang sangat dangkal. Barge
ini duduk di dasar rawa/laut, stabil, tidak terpengaruh oleh cuaca dan pasang
surut. Penyelesaian sumur dengan conventional wellhead dan x-mastree pada
platform permanen.
1.1.2.2. Submersible
Submersible sebenarnya adalah floating platform. Bila dioperasikan pada
laut dangkal, submersile ini didudukkan pada dasar laut dan berfungsi seperti
drilling barge.
1.1.2.3. Jack-up
Jack up berbentuk semacam barge, berukuran besar, tidak mempunyai
propeler sendiri, sehingga untuk menuju ke lokasi harus ditarik dengan kapal
tunda (tug boat). Jack-up dilengkapi dengan kaki-kaki yang dapat terdiri dari
tiga, empat, lima
kaki atau lebih. Pada posisi pemboran, kapal diangkat dan berdiri di atas kaki,
cukup tinggi di atas air serta di atas jangkauan ombak. Kedalaman laut
terbatas, sesuai dengan panjang kaki.
Hingga tahun 1974 kedalaman laut maksimum dapat dicapai adalah 350 ft.
jack-up cukup stabil, tidak terpengaruh oleh cuaca, arus dan ombak. Semua
peralatan dan material berada di atas kapal. operasi pemboran seperti diatas
darat. Pada pemboran pengembangan biasanya sebelum pemboran dimulai, terlebuh
dahulu dipasang jacket, kemudian dipasang konduktor dan ditumbuk. Pada pemboran
eksplorasi biasanya digunakan mud line suspension, dan dari mud line suspension
casing disambungkan ke atas sampai ke platform. Casing head dan BOP dipasang
pada platform. Penyelesaian sumur dapat dengan chrismas tree didasar laut atau
di atas platform.
1.1.3. Floating platform
1.1.3.1. Semi-submersible
Semi-submersible berbentuk semacam kapal dan pada umumnya tidak mempunyai
propeler sendiri sehingga untuk menuju lokasi harus ditarik kapal tunda. Karena
sifatnya mengapung (floating), sehingga sangat dipengaruhi oleh alur ombak dan
pasang surut. Untuk mengatasi pengaruh tersebut harus dijangkar.
Sistem penjangkaran ada dua macam :
1.
Convention mooring sistem
2.
Dynamic positioning
BOP dipasang di
dasar laut (subsea BOP stack)
Untuk
penyelesaian sumur dapat dilakukan :
1.
Dengan chrismas tree pada platform, tetapi terlebih
dahulu harus dipasang jacket. Casing disambung sampai permukaan, kemudian
dipasang convention well head.
2.
Dengan chrismas tree di dasar laut (subsea BOP stack).
1.1.3.2. Drill ship
Drill ship merupakan bentuk kapal sepenuhnya dan dilengkapi dengan
propeler sendiri. Karena sifatnya mengapung, sehingga sangat dipengaruhi oleh
arus, ombak dan pasang surut. Untuk mengatasi pengaruh tersebut harus
dijangkar. BOP dipasang didasar laut dan untuk penyelesaian sumur dapat
dilakukan :
1.
Chrismas tree didasar laut
2.
Chrismas tree pada platform
1.1.4. Peralatan–peralatan khusus
Peralatan-peralatan khusus yang ada pada platform dapat dikelompokkan
menjadi dua :
1.
Peralatan khusus pada jack-up
o
Mud line suspension system
2.
Peralatan khusus pada floating rig
o
Sub sea BOP stack
o
Control sistem dan accumulator
o
Riser system
o
Well head
o
Motion compensator
1.1.4.1.1. BOP stack
Biasanya
dipakai dengan jumlah yang lebih banyak dari pada di darat, dengan maksud untuk
safety agar tidak memerlukan penggantian ram pada saat menurunkan casing.
Ukuran serta pressure rating dinaikkan dan perlu diperhitungkan kedalaman laut.
BOP lebih banyak,
berarti lebih besar pressure drop pada flowline dan hal ini perlu
diperhitungkan pada proses well control. Untuk menghindari pressure drop pada
flowline, biasanya cairan/minyak untuk pengoperasian BOP tidak kembali ke
tanki, tetapi langsung di buang kelaut.
Susunan kill
dan choke manifold tidak sama dengan didarat. Kill dan choke manifold yang
panjang, serta laut yang dalam berpengaruh pada operasi dan prosedur well
control.
1.1.4.1.2. Control sistem dan accumulator
BOP dan semua keranan dibuka dan ditutup secara hidraulis dan harus dapat
bekerja dalam waktu singkat. Ada
dua cara untuk mengoperasikan BOP, ialah secara hidraulic dan electrohidraulic
sistem.
1.
Hydraulic sistem
Fluida untuk mengoperasikan BOP stack dicampur, ditekan dan dipompa dari
hidraulic unit. Cairan mengalir hose bundle ke bawah, ke subsea pod. Biasanya
dipasang dua pod, satu sebagai cadangan. Masing-masing pod mempunyai banyak
pilot valve, yang dioperasikan secara hidraulis. Pilot valve inilah yang akan
dilaksanakan fungsi untuk membuka atau menutup aliran fluida hidrolik tekanan
tinggi (power fluid) ke masing-masing BOP atau yang lain dengan perintah dari
permukaan. Untuk hidraulic control system perintah ini berupa tekanan hidrolis
melewati hose kecil-kecil yang diikat menjadi satu (hose bundle).
Dipermukaan, control manifold mempunyai valve yang akan mengarah fluida
dengan tekanan tinggi ke pilot valve.
2.
Electro hydraulic system
Untuk electro hydraulic system perintah dari atas berupa signal listrik
ke selenoid valve. Selanjutnya selenoid valve ini akan mengatur aliran fluida
hidraulic ke pilot valve dan selanjutnya pilot valve ini akan mengatur aliran
fluida hidraulic dengan tekanan tinggi ke BOP.
1.1.4.1.3. Riser system
Riser system ini meliputi riser pipe, ball joint, slip joint, kill dan
choke manifold, dan hidraulic conector.
1.
Riser pipe
Riser pipe digunakan untuk mengalirkan lumpur ke permukaan didalam proses
pemboran, serta memudahkan dalam memasukkan peralatan pemboran seperti pahat
dan sebagainya ke dalam lubang bor. Riser merupakan bagian yang tetap dan
merupakan bagian terlemah di atas BOP.
Pada bagian terbawah dari riser dipasang pada ball joint, sedangkan
bagian teratas dipasang slip joint. Kill dan choke manifold dipasang pada
riser. Pada riser juga sering dipasang tabung pengapung (bouyancy can) untuk
mengurangi berat riser didalam air.
2.
Slip joint
Slip joint dipasang pada bagian teratas dari riser pipe, terdiri dari
inner barrel, dimana di atasnya sering dipasang Deverter dan digantung pada
kapal dengan bantuan riser tensiduer. Diatas riser dibawah slip joint juga
sering dipasang ball joint.
3.
Ball joint
Ball joint dipasang dibawah riser, di atas BOP stack, berfungsi untuk
menghilangkan stress pada pipe riser. Ball joint kedua juga sering dipasang
dibawah slip joint.
4.
Hydraulic connector
Hydraulic connector berfungsi untuk menyambungkan casing head atau well
head dengan BOP stack dan BOP stack dengan riser sistem. Hydraulic connector
dioperasikan dari permukaan secara hidrolis.
1.1.4.1.4. Well head
Sebagai
pengganti well head dipakai serangkaian casing untuk masing-masing casing.
Masing-masing casing head mempunyai “HUG” yaitu tempat untuk memasang hydraulic
connector dan mempunyai ulir kiri untuk menyambung dengan running tool pada
saat menurunkan casing juga penyemenan.
1.14.1.5. Motion compensator
Kapal bergerak vertikal secara terus menerus, karena ombak maupun pasang
surut. Pada bagian bawah atau pahat, gerakan ini harus dinetralisir agar berat
badan pada pahat konstan.Untuk maksud tertentu maka dipakai motion compensator
atau
heave compensator. Jadi travelling block dengan seluruh beban tetap
tinggal ditempat, meskipun kapal bergerak naik turun.
1.
Bumper sub
Dipakai long stroke sub, yang dipasang pada drill collar. Tempat pemasangan
diusahakan pada titik netral dari drill collar. Berat DC
dibawah bumper sub inilah yang merupakan beban pada pahat.
2.
Crown block compensator
Crown block compensator merupakan suatu perangkat tegangan yang digunakan
untuk menahan crown block dan drill string. Karena yang digunakan untuk menahan
crown block dengan dikontrol tension
pada compensator, maka gerakan naik turun dari crown block dapat dihilangkan. Metode ini telah banyak
digunakan dalam operasi pemboran lepas pantai dan sangat efektif penggunaannya.
3.
Travelling block compensator
travelling block compensator merupakan perangkat tensioner untuk menahan
drill string, dipasang diantara travelling block dan hook. Compensator ini
dipasang dengan tujuan untuk menghilangkan pengaruh gerakan pada travelling
block, sehingga masalah pembebanan pada titik tertinggi dapat dihilangkan,
sehingga lebih stabil.
a.
Tension type cilinder
b.
Compression type cilinder.
1 comments:
nice info jadi tahu apa itu pengeboran lepas
manfaat tepung jagung
Posting Komentar