DAMPAK PEMANASAN GLOBAL
TERHADAP KESEHATAN
Penyebab dan dampak
pemanasan global terhadap kesehatan sebagai berikut :
A.PENYEBAB
Pemanasan Global
(Global Warming), terjadi disebabkan meningkatnya suhu rata-rata permukaan
bumi, hal ini disebabkan antara lain karena :
- Karena bumi menyerap lebih banyak energi matahari, daripada yang dilepas kembali ke atmosfer (ruang angkasa).
- Menyebabkan terjadinya peningkatan emisi gas.
- Menimbulkan peningkatan panas bumi dan pencairan kutub es
- Pemicu utamanya adalah meningkatnya emisi karbon, akibat penggunaan energi fosil (bahan bakar minyak, batubara dan sejenisnya)
- Penghasil terbesar emisi zat karbon adalah adalah negeri-negeri industri, hal ini dikarenakan pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat negera-negara utara yang 10 kali lipat lebih tinggi dari penduduk negara selatan;
- Peningkatan permukaan laut yang disebabkan oleh mencairnya gunung es akan menimbulkan banjir di sekitar pantai;
- Naiknya temperatur permukaan air laut akan menjadi pemicu terjadinya badai terutama di bagian tenggara atlantik
- Rusaknya habitat seperti barisan batu karang dan pegunungan alpen dapat menyebabkan hilangnya berbagai hayati di wilayah tersebut Baru-baru ini,dalam pernyataan akhir tahunnya, Pelangi, satu institusi yang memfokuskan diri dalam penelitian dan mitigasi perubahan iklim menyebutkan bahwa suhu permukaan bumi di sebagian besar wilayah Indonesia telah meningkat antara0.5 – 1 derajat Celsius dibandingkan pada temperature rata-rata antara tahun1951 – 1980, yang mana peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan gas rumah kaca.
Pemanasan global merupakan
hal yang tidak terbantahkan lagi dan dapatmenimbulkan dampak yang sangat
mengerikan.Laporan tersebut menyebutkan manusia sebagai biang utama pemanasan global.
Emisi gas rumah kaca mengalami kenaikan 70% antara 1970 hingga 2004.
Konsentrasi gas karbondioksida di atmosfer jauh lebih tinggi dari kandungan
alaminya dalam 650 ribu tahun terakhir.
Rata-rata temperatur
global telah naik 1,3 derajat Fahrenheit (setara 0,72 derajatCelcius) dalam 100
tahun terakhir. Muka air laut naik rata-rata 0,175 cm setiap tahun sejak 1961.
(Laporan terakhir Panel PBB untuk Perubahan Iklim atauUnited Nations
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPPC) di Valencia,19 November 2007.
Menurut Antara News (2007), sedikitnya 23 pulau tidak
berpenghuni di Indonesia tenggelam dalam 10 tahun terakhir akibat pemanasan
global. Diperkirakan pada 2070 sekitar 800 ribu rumah yang berada di pesisir
harus dipindahkan dan sebanyak 2.000 pulau dari sekitar 18 ribu pulau di
Indonesia akan tenggelam akibat naiknya air laut. Pulau Maladewa di India,
Vanuatu dan beberapa pulau lainnya juga dikhawatirkan akan mengalami nasib yang
sama akibat pemanasan global.
B.PENGARUH PADA
KESEHATAN
1. Pemanasan global tak
hanya berdampak serius pada lingkungan manusia di bumi namun juga terhadap
kesehatan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam pertemuan tahunan di Genewa
mengatakan bahwa berbagai penyakit infeksi yang timbul diidentifikasi terkait
dengan perubahan lingkungan hidup yang drastis. Kerusakan hutan, perluasan
kota,pembukaan lahan untuk pertanian, pertambangan, serta kerusakanekosistem di
kawasan pesisir memicu munculnya patogen lama maupunbaru. Berbagai penyakit
yang ditimbulkan parasit juga meningkat terutamadi wilayah yang sering
mengalami kekeringan dan banjir.
a. Malnutrisi mengakibatkan kematian 3,7 juta
jiwa per tahun, diaremengakibatkan kematian 1,9 juta jiwa, dan malaria
mengakibatkankematian 0,9 juta jiwa.
b. Suhu yang lebih panas juga berpengaruh pada
produksi makanan,ketersediaan air dan penyebaran vektor penyakit. Badan
KesehatanDunia (WHO) memperingatkan bahwa pemanasan global (globalwarming) akan
banyak berdampak bagi kesehatan masyarakat danlingkungan. Perubahan temperatur
dan curah hujan yang ditimbulkanmemberikan kesempatan berbagai macam virus dan
bakteri penyakittumbuh lebih luas. WHO mengatakan, selain virus dan bakteri
penyakitberkembang pesat, secara tidak langsung pemanasan global jugadapat
menimbulkan kekeringan maupun banjir.
c. Kekeringan mengakibatkan penurunan status
gizi masyarakat karenapanen yang terganggu, Banjir menyebabkan meluasnya
penyakit diareserta Leptospirosis.
d. Kebakaran hutan,
dapat mengusik ekosistem bumi, menghasilkan gas-gas rumah kaca yang menimbulkan
pemanasan global. Sedangkanasap hitamnya menganggu secara langsung kehidupan
manusia, Asapyang mengandung debu halus dan berbagai oksida karbon
itumenyebabkan gangguan pernapasan dan infeksi saluran pernapasanakut (ISPA),
mulai asma, bronkhitis hingga penyakit paru obstruktif kronis (COPD). Asap
tersebut juga membawa racun dioksin yang bisamenimbulkan kanker paru dan
gangguan kehamilan serta kemandulanpada wanita.
e. Pada suhu panas
manusia rentan sakit ISPA, meningkatnya penyakitmenular (Malaria, DBD,
Chikungunya, Penyakit yang ditularkan melaluiudara dan air), Terjadinya konflik
psikologi (stress), penyakit lamatimbul kembali, seperti Penyakit Malaria,
Penyakit degeneratif,Penyakit jantung, Penyakit paru-paru.
f. Dampak pemanasan
global juga mempengaruhi penipisan ozoneantara lain meningkatnya intensitas
sinar ultra violet yang mencapaipermukaan bumi menyebabkan gangguan terhadap
kesehatan, sepertikanker kulit, katarak, penurunan daya tahan tubuh, dan
pertumbuhanmutasi genetik., memperburuk penyakit-penyakit umum Asma danalergi
Meningkatkan kasus-kasus kardiovaskular, kematian yangdisebabkan penyakit
jantung dan stroke serta gangguan jantung danpembuluh darah
2. Pemanasan global
juga menyebabkan musim penyerbukan berlangsunglebih lama sehingga meningkatkan
resiko munculnya penyakit yangditimbulkan oleh kutu di wilayah Eropa Utara.
Peyakit lain yangteridentifikasi adalah lyme, yang disebabkan oleh semacam
bakteri diAmerika Utara, Eropa, dan Asia. Gejalanya berupa sakit kepala,
kejang,dan nyeri sendi. Penyakit itu berpindah melalui gigitan sejenis kutu
rusayang yang telah terinfeksi lyme. Bakteri yang sama juga benyekditemukan
pada tikus. Dampak lain yang terasa adalah nyamuk-nyamuksemakin berkembang biak
erutama di Afrika dan Asia. Dua penyakit seriusakibat gigitan nyamuk, yaitu
malaria dan demam berdarah dengue, sangatsensitif terhadap perubahan iklim. Di
Indonesia kita sudah merasakannyalangsung, yakni tingginya angka korban yang
menderita demam berdarah.Pemanasan global mengakibatkan siklus perkawinan dan
pertumbuhannyamuk dari telur menjadi larva dan nyamuk dewasa akan
dipersingkat,sehingga jumlah populasi akan cepat sekali naik. Tentang
keterkaitanpemanasan global dengan peningkatan vektor demam berdarah ini
dapatdijelaskan sebagai berikut :
• Udara panas dan lembab itu paling cocok
buat nyamuk malaria(Anopheles), dan nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti).
Dulu, jenis kedua nyamuk penebar maut ini lebih sering muncul di
musimpancaroba, transisi antara musim hujan dan kemarau.
·
Kini rentang waktu serangan kedua
serangga itu hampir di sepanjangtahun. Udara panas dan lembab berlangsung
sepanjang tahun,ditambah dengan sanitasi buruk yang selalu menyediakan
genanganair bening untuk mereka bertelur. Maka, kini virus malaria yang
dibawaAnopheles dan virus dengue yang dibawa nyamuk Aedes aegyptidapat
menyerang sewaktu-waktu secara ganas.
·
Akibat pemanasan global, siklus inkubasi
ekstrinsik virus penyebabDemam Berdarah Dengue (DBD) di tubuh nyamuk Aedes
aegyti dansiklus inkubasi ekstrinsik virus penyebab Malaria di tubuh
nyamukAnopheles menjadi lebih pendek dan Masa inkubasi kuman lebihsingkat.
Populasi mereka lebih mudah meledak. Akibatnya, kasus demam berdarah lebih mudah meningkat
dibandingkan tahun-tahunsebelumnya.
·
Karena itu, upaya pencegahan penyakit
harus dilakukan secaramenyeluruh. Tidak hanya menangani penyakitnya saja,
tetapi "Faktor lingkungan fisik dan biologis harus pula dikendalikan
dengan caramemodifikasi lingkungan agar vektor malaria dan demam berdarah
takbisa berkembang biak,“
3. WHO juga menyebutkan
ancaman lain dari meningkatnya suhu rata-rataglobal, yakni penyakit yang
menyerang saluran pernapasan. "Gelombangpanas menyebabkan jumlah materi
dan debu di udara meningkat," kataBettina Menne, anggota WHO divisi Eropa.
Suhu udara yang semakinhangat juga membawa penyakit alergi. Kenaikan permukaan
air laut akanmengakibatkan banjir dan erosi, terutama di kawasan pesisir,
danmencemari sumber-sumber air bersih. Akibatnya adalah wabah kolera danmalaria
di negara miskin. Wilayah di Asia selatan, terutama Bangladeshdisebut sebagai
wilayah yang paling rawan karena berada di dataranrendah dan sering mengalami
banjir. Mencairnya puncak es Himalaya,luasnya daerah gurun pasir dan wilayah
pesisir pantai yang tercemar merupakan sarana penularan penyakit, hal ini juga
menyebabkan angkakekurangan gizi pada anak-anak. (Article source : Reuters).
4. Ada
35 jenis penyakit infeksi baru yang timbul akibat perubahan iklim,diantaranya
ebola, flu burung, dll penyakit hewan yang dapat menular kepada manusia.
Penyakit yang paling rentan terjadi di Indonesia,menurut adalah penyakit
degeneratif dan penyakit menular. Hal ini dapatdengan cepat berkembang pada
masyarakat yang kondisi gizi kurang baikdan kondisi kesehatan lingkungan yang
kurang memadai. (Dr. WanAlkadri, Msc.)
Mengurangi
Dampak Negatif Perubahan Iklim
Kepedulian
kita terhadap hal – hal yang kecil dan sederhana dalam kehidupan sehari-hari
dapat membantu dalam menghemat sumber daya alam dan secara tidak langsung akan
meminimalisasi dampak buruk dari perubahan iklim. Apa saja yang dapat kita
lakukan ?
1.REDUCE - Mengurangi
- Mengurangi penggunaan plastik, baik
kantong ataupun kemasan. Bila memungkinkan bawalah tas yang berukuran besar
saat berbelanja di supermarket sehingga tidak perlu mengambil kantung plastik
terlalu banyak.
-
Kurangi pembelian air minum dalam
kemasan plastik, sebaliknya bawalah sendiri minuman dari rumah dengan
menggunakan tempat minum.
-
Matikanlah lampu, listrik, cabut stop
kontak dari tempatnya apabila tidak digunakan dan hematlah dalam menggunakan
air baik untuk mandi atau mencuci.
2.
REUSE – Menggunakan kembali
- Batasi penggunaan kertas dan tissue
sehemat mungkin, gunakan kedua sisi kertas untuk menulis dan bawalah sapu
tangan dari rumah. Bayangkan berapa banyak pohon yang harus ditebang untuk
dapat dijadikan kertas dan tissue.
- Belilah produk refill untuk produk rumah
tangga sehari-hari sehingga tidak menambah kemasan yang sudah dibeli
sebelumnya.
- Gunakan kembali kantong – kantong
plastik bekas berbelanja, misalnya untuk menampung sampah. Bila masih dalam
keadaan baik, bisa saja digunakan kembali saat belanja berikutnya.
3.
RECYCLE – Mengolah kembali
- Yaitu mendaur ulang “sampah” menjadi
barang yang bisa digunakan, misalnya mengolah kembali sampah plastik dan kertas
untuk dijadikan kertas daur ulang dan benda – benda dari plastik yang dapat
dimanfaatkan kembali.
- Memisahkan sampah organik dan non
organik, menyatukan sampah – sampah plastik. Langkah ini selain membantu
pekerja sampah juga membuat lingkungan sekitar tampak lebih rapi.
1 comments:
kerenn
Posting Komentar