Kakalight.org. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Hutan Bakau, Jenis Dan Manfaat dari Jenis Tersebut.


Indonesia menjadi negara dengan hutan mangrove paling luas di dunia.

Menurut data Kementerian Negara Lingkungan Hidup, luas hutan bakau Indonesia mencapai 4,3 juta ha (2006). Sedang menurut FAO (2007) pada tahun 2005 Indonesia memiliki hutan mangrove seluas 3 juta ha

Kerusakan bakau yang tidak sedikit ini sangat banyak menimbulkan kerugian, baik dari segi sosial maupun ekonomi. Dari pandangan nelayan, secara ekonomi kerusakan hutan bakau membuat ratusan nelayan tidak bisa mendapatkan ikan di daerah hutan bakau lagi. Tangkapan kerang, kepiting dan udang berkurang drastis.


Tidak adanya barisan mangrove, sama dengan tidak adanya ‘penjaga pantai’. Mangrove seakan menjadi penjaga daratan dari bahaya-bahaya yang datang dari lautan. Luasan abrasi (terkikisnya daratn oleh air laut) semakin tinggi, dan potensi kerusakan jika terjadi tsunami juga semakin tinggi. Berdasarkan penelitian CIFOR dan USDA yang ada di blog Mongabay, kerusakan pada hutan mangrove memiliki dampak empat kali lebih besar daripada kerusaan pada hutan tropis (pada luasan yang sama).Kerusakan-kerusakan yang terjadi di kawasan hutan bakau (mangrove) ini tidak lain karena ketidak tahuan masyarakat tentang manfaat hutan bakau itu sendiri. Padahal sangat banyak fungsi dan manfaat hutan bakau bagi kita, khususnya untuk ekologi dan lingkungan.

Jenis – Jenis Tanaman Bakau
Jenis – jenis tanaman bakau yang biasa dijumpai di Indonesia , diantaranya :


1.  Avicennia (Api-Api)
Avicennia merupakan pohon mangrove pionir, jadi mudah sekali dikenal. Tumbuhnya selalu di tepi laut ataupun tepi sungai dan merupakan pohon berukuran sedang sampai besar dan tinggi. Avicennia dikenal pula dengan nama api-api. Getah yang keluar dari kulit batangnya dilaporkan mempunyai khasiat sebagai afrodisiak, kontraseptif dan obat sakit gigi. Biji mudanya digunakan sebagai obat untuk mematangkan bisul. Buah dan bijinya apabila direbus dapat dimakan (misalnya A. officianalis). Khasiat biji A. alba  apabila ditumbuk halus dan dicampur dengan salep dapat merupakan obat luka yang manjur,terutama luka karena terbakar. Daun muda dan pucuk atau sirung  A. marina  rasanya sangat enak sebagai lalap atau dibuat sayur lodeh. Abu dari kayu jenis-jenis Avicennia dapat digunakan sebagai sabun.


2.  Acrostichum aureum (Paku Laut)
Jenis ini merupakan tumbuhan pakupakuan dan umum tumbuh di areal hutan mangrove yang terbuka atau menerima cahaya matahari banyak. Jenis ini mudah sekali dikenal karena merupakan satusatunya jenis paku-pakuan yang tumbuh di hutan mangrove dan tumbuhnya menggerombol membentuk rumpun dan kadang-kadang berdiri terpisah sendiri-sendiri, yang tingginya dapat mencapai 2 m. Bagian tumbuhan yang masih muda dapat dimakan mentah atau disayur. Rimpangnya yang telah ditumbuk dapat digunakan untuk menyembuhkan luka atau bengkak pada tubuh. Daun yang berspora yang dicampur dengan akar tumbuhan lain berkhasiat sebagai obat radang sifilis.

3.  Acanthus (Jeruju)
Jenis-jenis Acanthus  yang bermanfaat sebagai obat adalah  A. ilicifolius, A. embracteatus.  Tumbuhan ini merupakan terna yang daunnya meruncing tajam 
bagaikan duri. Jeruju tumbuh mengelompok pada tempat-tempat becek dan terbuka, atau di tepi parit alam di hutan mangrove. Buah  A. ilicifolius  yang dihaluskan di dalam air dapat dipakai untuk menghentikan perdarahan yang keluar dari luka dan juga untuk mengobati luka karena gigitan ular. Daunnya digunakan sebagai obat gosok untuk menghilangkan rasa nyeri dan menyembuhkan luka karena panah beracun. Daun yang direbus dengan kulit kayu manis  (Cinna- momum burmani) dapat diminum untuk menyembuhkan perut kembung. Jenisjenis Acanthus lainnya dapat pula digunakan sebagai obat, tetapi harus dicampur dengan  Ceriops agar lebih berkhasiat. Semua jenis  Acanthus tidak dapat dimakan, karena beracun. Obat batuk dapat dibuat dengan merebus biji  A. embracteatus bersama dengan bunga belimbing, gula dan kayu manis. Bengkak pada tubuh dapat disembuhkan dengan bijinya yang ditumbuk kemudian digosokan, atau dengan meminum tumbuhan biji yang telah disangrai. Air perasan dari daun berkhasiat pula sebagai pengawet rambut.


4.  Bruguiera (Tanjang)
Bruguiera merupakan pohon besar dan tingginya dapat mencapai 30-40 m dan mempunyai akar lutut. Tempat tumbuhnya biasanya dalam hutan pada tanah lumpur yang pejal. Di Indonesia ada 5 jenis  Bruguiera  yang tumbuh di hutanhutan mangrove. Tidak semua jenis dapat dimanfaatkan sebagai obat atau makanan. Kulit batang yang masih muda dari jenis B. gymnorrhiza  dapat dipakai untuk menambah rasa ikan segar dan pengawet sementara ikan-ikan yang telah dimasak. Daun muda, embryo yang tumbuh dari buah dan akar muda dapat dimakan sebagai sayuran. Rebusan daun-daunnya dapat  digunakan  sebagai  obat  pencuci mata. Air rebusan daun B. sexangula yang 
mengandung alkaloid bermanfaat sebagai tonikum untuk ketahanan tubuh.

5.  Ceriops (Tengar)
Ceriops  berbentuk pohon berukuran sedang. Ada dua jenis Ceriops yang tumbuh di hutan mangrove Indonesia yaitu C.  tagal  dan C.  decandra.  Tanin dari kulit atangnya umum dikenal sebagai pewarna batik dan pula digunakan sebagai obat bisul dan wanita yang baru melahirkan. Kulitnya dipakai pula sebagai campuran makan sirih. Akar bulu dan buahnya dapat dimakan walaupun mengandung alkaloid.




6.  Excoecaria agallocha (Buta-buta)
Getah pohon ini sangat beracun, bila kena kulit badan, kulit akan melepuh dan kalau kena mata dapat buta, juga dapat dimanfaatkan untuk meracun ikan dan meracuni anak.panah.Biasanya gabungan getah pohon ini dengan biji dan kulit Aegiceras corniculatum atau  A. floridum menghasilkan racun yang lebih kuat. Campuran ini pada dosis yang rendah sekali di dalam seduhan air panas dikabarkan berkhasiat sebagai obat kuat lelaki, bahkan dapat digunakan pula untuk memasak ikan-ikan segar agar lebih dapat disimpan lama. Dilaporkan bahwa asap yang keluar dan pembakaran kayu dapat menyembuhkan penyakit lepra. Cairan atau minyak yang disuling dari kayu berkhasiat sebagai obat penyakit kulit. Kayunya yang terkena penyakit mengeluarkan aroma yang sedap seperti kayu gaharu, karenanya disebut juga gaharu laut dan digunakan untuk pembuatan dupa.

7.  Rhizophora (Bakau)
Ada tiga jenis yang tergolong dalam marga ini, yaitu R. mucronata, R. apiculata dan R. stylosa. Jenis-jenis ini dikenal dengan nama bakau, dan merupakan jenis yang umum dan selalu tumbuh di hutan mangrove. Pohon-pohon jenis ini mudah dikenal karena bentuk perakarannya yang menyerupai jangkar, tinggi pohon dewasa dapat mencapai 30 — 40 m, batangnya besar dan daunnya selalu hijau dan mengkilap pada muka atasnya. Semua bagian tumbuhan jenis ini dapat dimanfaatkan sebagai obat dan pangan. Daun, buah dan akar yang masih muda apabila direbus bersama dan dicampur dengan kulit muda  Kandelia candel  digunakan sebagai obat pencuci luka-luka yang mujarab dan pengusir nyamuk dari badan. Air rebusan kulit yang masih muda dan bagian ujung dari akar jangkar yang masih muda dapat dipakai untuk mengobati mencret, disentri dan sakit perut lainnya. Buahnya yang muda biasanya dapat dipakai sebagai campuran minuman penyegar. Nektar dari bunganya mengandung madu, apabila nektar ini dicampur dengan buah dan kulit batang muda  Kandelia candel berkhasiat untuk obat batuk dan tonikum.

8.  Sonneratia (Pedada)
Ketiga jenis  Sonneratia merupakan jenis pionir, berupa pohon berukuran sedang hingga besar.  Sonneratia atau lebih dikenal dengan nama daerah pedada atau bogem, adalah jenis mangrove yang buahnya bisa dimakan. Ada tiga jenis, yaitu  S. alba, S. caseolaris, S. ovata. Kadang-kadang daun-daun muda ke tiga jenis tersebut dapat disayur dan atau dimakan mentah sebagai lalap. Pneumatofornya yang masih muda dikenal pula sebagai sumber obat dan jamu. Seduhan air buahnya dan pneumatofor dikenal pula sebagai obat untuk menghaluskan kulit dan menjaga ketahanan kulit terhadap sengatan panas matahari. Air buah  S. caseolaris yang telah difermentasikan digunakan sebagai obat untuk menghentikan pendarahan, sedangkan air buah setengah matang bermanfaat sebagai obat batuk. 

9.  Xylocarpus (Nyirih)
Jenis pohon mangrove ini ada dua yaitu,  X. granatum  dan  X. molucoensis yang berupa pohon berukuran sedang, umum dijumpai di hutan mangrove sebagai bagian dari daerah transisi antara habitat berkoral dan berlumpur lunak atau bertanah lempung pejal. Pohon ini mempunyai biji yang mengeluarkan minyak yang bermanfaat untuk obat-obatan diare disenteri dan 
luka terbakar serta berkhasiat sebagai tonikum. Seduhan buah segar dan kulit 
pohon ini dapat membantu menahan rasa sakit karena kelaparan dan sakit mag.Gondok yang membengkak pada muka dapat disembuhkan dengan biji pohon ini. Kulit kayu pohon ini yang rasanya pahit mengandung alkaloid yang berkhasiat sebagai obat malaria dan juga dapat menghasilkan tanin. 

2 comments:

Unknown mengatakan...

terima kasih

Miliana mengatakan...

lengkap dan sangat bagus unutk dibaca kak infonya

teknik pengolahan daging

Posting Komentar

ShareThis

\