Kakalight.org. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Dampak Pemanasan Global Terhadap Terhadap Kesehatan

DAMPAK PEMANASAN GLOBAL TERHADAP KESEHATAN


Penyebab dan dampak pemanasan global terhadap kesehatan sebagai berikut :

A.PENYEBAB
Pemanasan Global (Global Warming), terjadi disebabkan meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi, hal ini disebabkan antara lain karena :

  • Karena bumi menyerap lebih banyak energi matahari, daripada yang dilepas kembali ke atmosfer (ruang angkasa).
  • Menyebabkan terjadinya peningkatan emisi gas.
  • Menimbulkan peningkatan panas bumi dan pencairan kutub es
  • Pemicu utamanya adalah meningkatnya emisi karbon, akibat penggunaan energi fosil (bahan bakar minyak, batubara dan sejenisnya)
  • Penghasil terbesar emisi zat karbon adalah adalah negeri-negeri industri, hal ini dikarenakan pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat negera-negara utara yang 10 kali lipat lebih tinggi dari penduduk negara selatan;
Pemanasan global merupakan peningkatan secara gradual dari suhu permukaan bumi yang sebagian disebabkan oleh emisi dari zat-zat pencemar seperti karbondioksida (CO2), metan (CH4) dan oksida nitrat (N2O), serta bertanggung jawab terhadap perubahan dalam pola cuaca global. Karbondioksida dan zat pencemar lanilla berkumpul di atmosfer membentuk lapisan yang tebal menghalangi panas matahari dan menyebabkan pemanasan planet dengan efek gas rumah kaca. Pemanasan global merupakan fenomena yang kompleks, dan dampak sepenuhnya sangat sulit diprediksi. Namun, setiap tahunnya para ilmuawan makin banyak belajar tentang bagaimana pemanasan global tersebut mempengaruhi planet, dan banyak diantara mereka setuju bahwa konsekuensi tertentu akan muncul jika kecenderungan pencemaran yang terjadi saat ini berlanjut, diantaranya adalah:
  • Peningkatan permukaan laut yang disebabkan oleh mencairnya gunung es akan menimbulkan banjir di sekitar pantai;
  • Naiknya temperatur permukaan air laut akan menjadi pemicu terjadinya badai terutama di bagian tenggara atlantik
  • Rusaknya habitat seperti barisan batu karang dan pegunungan alpen dapat menyebabkan hilangnya berbagai hayati di wilayah tersebut Baru-baru ini,dalam pernyataan akhir tahunnya, Pelangi, satu institusi yang memfokuskan diri dalam penelitian dan mitigasi perubahan iklim menyebutkan bahwa suhu permukaan bumi di sebagian besar wilayah Indonesia telah meningkat antara0.5 – 1 derajat Celsius dibandingkan pada temperature rata-rata antara tahun1951 – 1980, yang mana peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan gas rumah kaca.
Pemanasan global merupakan hal yang tidak terbantahkan lagi dan dapatmenimbulkan dampak yang sangat mengerikan.Laporan tersebut menyebutkan manusia sebagai biang utama pemanasan global. Emisi gas rumah kaca mengalami kenaikan 70% antara 1970 hingga 2004. Konsentrasi gas karbondioksida di atmosfer jauh lebih tinggi dari kandungan alaminya dalam 650 ribu tahun terakhir.
Rata-rata temperatur global telah naik 1,3 derajat Fahrenheit (setara 0,72 derajatCelcius) dalam 100 tahun terakhir. Muka air laut naik rata-rata 0,175 cm setiap tahun sejak 1961. (Laporan terakhir Panel PBB untuk Perubahan Iklim atauUnited Nations Intergovernmental Panel on Climate Change (IPPC) di Valencia,19 November 2007.
Menurut  Antara News (2007), sedikitnya 23 pulau tidak berpenghuni di Indonesia tenggelam dalam 10 tahun terakhir akibat pemanasan global. Diperkirakan pada 2070 sekitar 800 ribu rumah yang berada di pesisir harus dipindahkan dan sebanyak 2.000 pulau dari sekitar 18 ribu pulau di Indonesia akan tenggelam akibat naiknya air laut. Pulau Maladewa di India, Vanuatu dan beberapa pulau lainnya juga dikhawatirkan akan mengalami nasib yang sama akibat pemanasan global.

B.PENGARUH PADA KESEHATAN

1. Pemanasan global tak hanya berdampak serius pada lingkungan manusia di bumi namun juga terhadap kesehatan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam pertemuan tahunan di Genewa mengatakan bahwa berbagai penyakit infeksi yang timbul diidentifikasi terkait dengan perubahan lingkungan hidup yang drastis. Kerusakan hutan, perluasan kota,pembukaan lahan untuk pertanian, pertambangan, serta kerusakanekosistem di kawasan pesisir memicu munculnya patogen lama maupunbaru. Berbagai penyakit yang ditimbulkan parasit juga meningkat terutamadi wilayah yang sering mengalami kekeringan dan banjir.
a. Malnutrisi mengakibatkan kematian 3,7 juta jiwa per tahun, diaremengakibatkan kematian 1,9 juta jiwa, dan malaria mengakibatkankematian 0,9 juta jiwa.
b. Suhu yang lebih panas juga berpengaruh pada produksi makanan,ketersediaan air dan penyebaran vektor penyakit. Badan KesehatanDunia (WHO) memperingatkan bahwa pemanasan global (globalwarming) akan banyak berdampak bagi kesehatan masyarakat danlingkungan. Perubahan temperatur dan curah hujan yang ditimbulkanmemberikan kesempatan berbagai macam virus dan bakteri penyakittumbuh lebih luas. WHO mengatakan, selain virus dan bakteri penyakitberkembang pesat, secara tidak langsung pemanasan global jugadapat menimbulkan kekeringan maupun banjir.
c.  Kekeringan mengakibatkan penurunan status gizi masyarakat karenapanen yang terganggu, Banjir menyebabkan meluasnya penyakit diareserta Leptospirosis.
d. Kebakaran hutan, dapat mengusik ekosistem bumi, menghasilkan gas-gas rumah kaca yang menimbulkan pemanasan global. Sedangkanasap hitamnya menganggu secara langsung kehidupan manusia, Asapyang mengandung debu halus dan berbagai oksida karbon itumenyebabkan gangguan pernapasan dan infeksi saluran pernapasanakut (ISPA), mulai asma, bronkhitis hingga penyakit paru obstruktif kronis (COPD). Asap tersebut juga membawa racun dioksin yang bisamenimbulkan kanker paru dan gangguan kehamilan serta kemandulanpada wanita.
e. Pada suhu panas manusia rentan sakit ISPA, meningkatnya penyakitmenular (Malaria, DBD, Chikungunya, Penyakit yang ditularkan melaluiudara dan air), Terjadinya konflik psikologi (stress), penyakit lamatimbul kembali, seperti Penyakit Malaria, Penyakit degeneratif,Penyakit jantung, Penyakit paru-paru.
f. Dampak pemanasan global juga mempengaruhi penipisan ozoneantara lain meningkatnya intensitas sinar ultra violet yang mencapaipermukaan bumi menyebabkan gangguan terhadap kesehatan, sepertikanker kulit, katarak, penurunan daya tahan tubuh, dan pertumbuhanmutasi genetik., memperburuk penyakit-penyakit umum Asma danalergi Meningkatkan kasus-kasus kardiovaskular, kematian yangdisebabkan penyakit jantung dan stroke serta gangguan jantung danpembuluh darah

2. Pemanasan global juga menyebabkan musim penyerbukan berlangsunglebih lama sehingga meningkatkan resiko munculnya penyakit yangditimbulkan oleh kutu di wilayah Eropa Utara. Peyakit lain yangteridentifikasi adalah lyme, yang disebabkan oleh semacam bakteri diAmerika Utara, Eropa, dan Asia. Gejalanya berupa sakit kepala, kejang,dan nyeri sendi. Penyakit itu berpindah melalui gigitan sejenis kutu rusayang yang telah terinfeksi lyme. Bakteri yang sama juga benyekditemukan pada tikus. Dampak lain yang terasa adalah nyamuk-nyamuksemakin berkembang biak erutama di Afrika dan Asia. Dua penyakit seriusakibat gigitan nyamuk, yaitu malaria dan demam berdarah dengue, sangatsensitif terhadap perubahan iklim. Di Indonesia kita sudah merasakannyalangsung, yakni tingginya angka korban yang menderita demam berdarah.Pemanasan global mengakibatkan siklus perkawinan dan pertumbuhannyamuk dari telur menjadi larva dan nyamuk dewasa akan dipersingkat,sehingga jumlah populasi akan cepat sekali naik. Tentang keterkaitanpemanasan global dengan peningkatan vektor demam berdarah ini dapatdijelaskan sebagai berikut :
    Udara panas dan lembab itu paling cocok buat nyamuk malaria(Anopheles), dan nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti). Dulu, jenis kedua nyamuk penebar maut ini lebih sering muncul di musimpancaroba, transisi antara musim hujan dan kemarau.
·         Kini rentang waktu serangan kedua serangga itu hampir di sepanjangtahun. Udara panas dan lembab berlangsung sepanjang tahun,ditambah dengan sanitasi buruk yang selalu menyediakan genanganair bening untuk mereka bertelur. Maka, kini virus malaria yang dibawaAnopheles dan virus dengue yang dibawa nyamuk Aedes aegyptidapat menyerang sewaktu-waktu secara ganas.
·         Akibat pemanasan global, siklus inkubasi ekstrinsik virus penyebabDemam Berdarah Dengue (DBD) di tubuh nyamuk Aedes aegyti dansiklus inkubasi ekstrinsik virus penyebab Malaria di tubuh nyamukAnopheles menjadi lebih pendek dan Masa inkubasi kuman lebihsingkat. Populasi mereka lebih mudah meledak. Akibatnya, kasus  demam berdarah lebih mudah meningkat dibandingkan tahun-tahunsebelumnya.
·         Karena itu, upaya pencegahan penyakit harus dilakukan secaramenyeluruh. Tidak hanya menangani penyakitnya saja, tetapi "Faktor lingkungan fisik dan biologis harus pula dikendalikan dengan caramemodifikasi lingkungan agar vektor malaria dan demam berdarah takbisa berkembang biak,“

3. WHO juga menyebutkan ancaman lain dari meningkatnya suhu rata-rataglobal, yakni penyakit yang menyerang saluran pernapasan. "Gelombangpanas menyebabkan jumlah materi dan debu di udara meningkat," kataBettina Menne, anggota WHO divisi Eropa. Suhu udara yang semakinhangat juga membawa penyakit alergi. Kenaikan permukaan air laut akanmengakibatkan banjir dan erosi, terutama di kawasan pesisir, danmencemari sumber-sumber air bersih. Akibatnya adalah wabah kolera danmalaria di negara miskin. Wilayah di Asia selatan, terutama Bangladeshdisebut sebagai wilayah yang paling rawan karena berada di dataranrendah dan sering mengalami banjir. Mencairnya puncak es Himalaya,luasnya daerah gurun pasir dan wilayah pesisir pantai yang tercemar merupakan sarana penularan penyakit, hal ini juga menyebabkan angkakekurangan gizi pada anak-anak. (Article source : Reuters).

4.   Ada 35 jenis penyakit infeksi baru yang timbul akibat perubahan iklim,diantaranya ebola, flu burung, dll penyakit hewan yang dapat menular kepada manusia. Penyakit yang paling rentan terjadi di Indonesia,menurut adalah penyakit degeneratif dan penyakit menular. Hal ini dapatdengan cepat berkembang pada masyarakat yang kondisi gizi kurang baikdan kondisi kesehatan lingkungan yang kurang memadai. (Dr. WanAlkadri, Msc.)

Mengurangi Dampak Negatif Perubahan Iklim
Kepedulian kita terhadap hal – hal yang kecil dan sederhana dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu dalam menghemat sumber daya alam dan secara tidak langsung akan meminimalisasi dampak buruk dari perubahan iklim. Apa saja yang dapat kita lakukan ?

1.REDUCE - Mengurangi
-  Mengurangi penggunaan plastik, baik kantong ataupun kemasan. Bila memungkinkan bawalah tas yang berukuran besar saat berbelanja di supermarket sehingga tidak perlu mengambil kantung plastik terlalu banyak.
-          Kurangi pembelian air minum dalam kemasan plastik, sebaliknya bawalah sendiri minuman dari rumah dengan menggunakan tempat minum.
-          Matikanlah lampu, listrik, cabut stop kontak dari tempatnya apabila tidak digunakan dan hematlah dalam menggunakan air baik untuk mandi atau mencuci.

2. REUSE – Menggunakan kembali
-                    Batasi penggunaan kertas dan tissue sehemat mungkin, gunakan kedua sisi kertas untuk menulis dan bawalah sapu tangan dari rumah. Bayangkan berapa banyak pohon yang harus ditebang untuk dapat dijadikan kertas dan tissue.
-                          Belilah produk refill untuk produk rumah tangga sehari-hari sehingga tidak menambah kemasan yang sudah dibeli sebelumnya.
-            Gunakan kembali kantong – kantong plastik bekas berbelanja, misalnya untuk menampung sampah. Bila masih dalam keadaan baik, bisa saja digunakan kembali saat belanja berikutnya.

3. RECYCLE – Mengolah kembali
-             Yaitu mendaur ulang “sampah” menjadi barang yang bisa digunakan, misalnya mengolah kembali sampah plastik dan kertas untuk dijadikan kertas daur ulang dan benda – benda dari plastik yang dapat dimanfaatkan kembali.
-             Memisahkan sampah organik dan non organik, menyatukan sampah – sampah plastik. Langkah ini selain membantu pekerja sampah juga membuat lingkungan sekitar tampak lebih rapi.

1 comments:

karunnia12 mengatakan...

kerenn

Posting Komentar

ShareThis

\